Ide disebut juga gagasan, yaitu tahap awal dalam menulis puisi. Keberhasilan dalam menulis puisi sangat ditentukan oleh penentuan ide yang tepat. Ide dapat diperoleh dari pengalaman seseorang di berbagai hal, yang dipisahkan dalam pengalaman yang negative dan pengalaman positif. Seperti yang dikemukakan oleh Saini K.M. bagaimana seorang Saini K.M. yang memiliki rasa bangga terhadap bendera merah putih, kemudian dia tuangkan dalam larik sebuah puisi yang berjudul Bendera Darah dan Air Mata Kami. Berikut puisi Saini K.M.
Telah kami pertaruhkan bagimu suatu ruang di langit
Berkibarlah selalu!lambailah angkatan-angkatan yang akan datang
Dari ufuk sejarah. Biarlah mereka tengadah padamu senantiasa
Bawalah hujan darah, bawalah taufan api!
Kami yang datang hari ini dan bernaung di kakimu
Telah jauh berjalan, melangkahi mayat sanak sendiri
Kami yang kini tegak beradu bahu di sini, yakni akan kebesaran
semangat kami yang dilambangkan oleh kedua warnamu.
Bendera darah dan air mata kami, berkibarlah, berkibarlah !
Kami masing-masing tak mampu memberi lebih dari pada satu nyawa
dan tangan-tangan yang akanjadi kaku selagi memegang tiangmu
sepasang tangan di antara berjuta, yang datang dan yang pergi.
semangat kami yang dilambangkan oleh kedua warnamu.
Bendera darah dan air mata kami, berkibarlah, berkibarlah !
Kami masing-masing tak mampu memberi lebih dari pada satu nyawa
dan tangan-tangan yang akanjadi kaku selagi memegang tiangmu
sepasang tangan di antara berjuta, yang datang dan yang pergi.
Latihan 1
Berdasarkan gambar yang ditampilkan pada menu Pembelajaran --> Galeri, hubungkan dengan pengalaman Anda yang paling mengesankan, kemudian tulislah pengalaman itu untuk dijadikan ide penulisan puisi pada buku latihan!
Tujuan: Anda mampu menggali daya imajinasi sehingga menghasilkan ide sebagai dasar untuk menulis puisi.
2. Masukilah Imajinasi Anda
Berikut ini adalah puisi karya Saini K.M. yang berjudul Dewi Sartika.
DEWI SARTIKA
Kuntum yang berkembang dalam sepi
di pagar jalan tempat sejarah lewati
akankah hanya menyebar wangi
pada mata angin lalu, pada masa lalu semata?
di pagar jalan tempat sejarah lewati
akankah hanya menyebar wangi
pada mata angin lalu, pada masa lalu semata?
Tidak!
Gadis gadis telah menyimpan benihnya
menyemai dan menyiram dalam kalbu
dan di bawah lengkung langit di seberang fajar
seribu, sejuta lagi akan kembali mekar
Latihan 2
Carilah citraan yang terkandung pada puisi tersebut dan berilah argumentasi tentang jawaban Anda!
(Jawaban disampaikan secara langsung dalam obrolan dengan guru)
Tujuan: untuk melatih pemahaman Anda tentang jenis-jenis citraan yang dipergunakan oleh penyair dalam puisinya.
3. Tentukan tema yang tepat
Tema merupakan tahapan yang harus Anda lalui berikutnya. Tema dikatakan sebagai permasalahan yang Anda angkat dalam puisi yang dibuat. Permasalahan-permasalahan tersebut tergambarkan dalam bidang ekonomi, politik, sosial, budaya, cinta, remaja, nasionalisme, hukum, dan komedi. Seperti puisi yang berjudul Diponegoro karya Chairil Anwar berikut.
Diponegoro
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
4. Tentukan judul yang menarik
Judul adalah wajah dari puisi. Ketika seseorang membaca judul, pasti orang tersebut mereka-reka maksud dari isi puisi yang akan dibaca. Pemilihan judul puisi yang menarik akan membuat pembaca tertarik untuk membaca puisi yang Anda buat. Hal yang harus Anda perhatikan berikutnya adalah dalam penulisan judul sesuai dengan isi puisi yang dibuat.
5. Gunakan kata-kata indah
Kata-kata dalam puisi ibarat nyawa puisi. Oleh karena itu, dalam menggunakan kata (diksi) puisi harus menggunakan kata-kata yang khas dan bermakna. Artinya, kata-kata yang digunakan mengandung makna konotitatif, kias, dan simblolik. Semakin banyak simbol-simbol kata yang Anda buat maka kualitas puisi Anda akan semakin baik. Seperti dicontohkan berikut ini, puisi yang berjudul Teratai karya Sanusi Pane terdapat beberapa makna simbolik atau makna konotatif.
TERATAI
Kepada Ki Hajar Dewantoro
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh di hati dunia
Daun berseri Laksmi mengarang
Biarpun dia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah O Teratai Bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biar sedikit penjaga taman
Biarpun engkau tidak dilihat
Biarpun engkau tidak diminat
Engkau pun turut menjaga zaman
Sanusi Pane
Latihan 3
Temukan kata-kata yang mengandung makna kias atau konotatif dan jelaskan secara singkat!
Tujuan: untuk mengenalkan kepada Anda tentang pentingnya pemilihan kata dalam penulisan puisi.
6. Buatlah larik yang menarik
Larik yang menarik biasanya menggunakan permainan bunyi atau pengulangan bunyi (rima). Pengulangan bunyi tersebut bertujuan untuk menciptakan nada dan suasana dalam puisi sehingga puisi yang dibaca terasa indah dan menyentuh hati. Seperti dalam puisi yang berjudul Sepisaupi karya Sutardji Calzoum Bachri berikut.
SEPISAUPI
karya Sutardji Calzoem Bachri
Sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau
nyanyian
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaunya sepikau sepi
sepikul diri keranjang duri
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sampai pisau-Nya ke dalam
nyanyi
karya Sutardji Calzoem Bachri
Sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau
nyanyian
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaunya sepikau sepi
sepikul diri keranjang duri
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sepisaupa sepisaupi
Sampai pisau-Nya ke dalam
nyanyi
7. Pilih tipografi yang sesuai
Tipografi (tata wajah) merupakan bentuk yang membedakan puisi dengan prosa. Larik-larik puisi tidak berbentuk seperti paragraf tetapi berbentuk bait. Pemilihan tipografi dalam puisi mengandung pesan yang mengekspresikan isi penyair terhadap pembacanya. Berikut ini adalah puisi yang menekankan aspek tipografi yang minim pilihan dan penggunaan kata.
TRAGEDI WINKA & SIHKA
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
kawin
kawin
kawin
kawin
kawin
ka
win
ka
win
ka
win
ka
win
ka
winka
winka
sihka
sihka
sihka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
ka
sih
sih
sih
sih
sih
sih
ka
Ku
7. Gunakan majas
Majas merupakan gambaran sebuah estetika dalam puisi. Majas adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran dengan makna dan maksud tertentu yang terkandung di dalamnya. Anda tentu sering menemukan majas yang digunakan dalam sebuah puisi.
Dalam puisi Chairil Anwar terdapat gaya bahasa yang dapat Anda pelajari.
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar